Pages

Subscribe:

Minggu, 11 Maret 2012

BENTENG TERAKHIR

Rp40000
Descriptions...

BENTENG TERAKHIR CINTA

Judul : Benteng Terakhir Cinta
Penulis : Nadia Cahyani
Harga : 40rb

(Pembelian bisa langsung menghubungi penulisnya di akun @Nadia Cahyani)


Kata Mereka Tentang Buku ini....


Selamat atas kejayaan demi kejayaan yang telah diraih oleh rekan kita ini. Bahasanya enak, alur ceritanya menarik, dan isinya empiris. Buku ini patut dibaca oleh kita semua terutama sekali yang tinggal di Hong Kong atau yang pernah bermukim di negeri beton ini. Semoga bermanfaat!
-- H. Abdul Muhaemin Karim MA, Islamic Union Hong Kong



Sumber malapetaka bagi TKI sesungguhnya ada di tanah air kita, Indonesia. Adakah pemerintah Indonesia sungguh-sungguh berbuat bagi tercukupinya kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan hingga perekonomian seluruh rakyatnya hari ini sampai seterusnya?
Membaca tuturan Nadia Cahyani dalam "Benteng Terakhir Cinta", saya kian yakin pemerintah Indonesia paling bertanggung jawab atas masa kini dan masa depan TKI, khususnya TKW, beserta keluarganya. Nadia tidak hanya sedang bertutur tentang dirinya, tapi Nadia sedang bersaksi atas sebab-akibat yang menimpa dirinya, seorang TKW yang mati-matian yang mempertahankan nama baik Pertiwi. Nadia sedang memimpin perubahan itu!
-- Juperta Panji Utama, Head of LAMPUNG PEDULI & Social Entrepreneur


"Nadia Cahyani menyuguhkan realita dari sisi kehidupan yang kerap menjadi dilema bagi setiap ibu yang telah berkorban secara fisik dan mental di negeri rantau. Tidak rumit dan tidak perlu membaca kamus kosakata, karena Nadia Cahyani menguraikannya secara sederhana. Sesederhana dan sebagaimana kita seharusnya adil dalam membuat keputusan. Pada akhirnya, kejujuran akan memberikan guratan yang tegas dan jelas dari jerih payah yang kita lakukan. Seperti kisah yang ditulisnya, jujur tanpa alur yang berbelit."
-- Rachmat Widiyanto, Asistan Vice President Operations Manager Bank Mandiri Hong Kong


"Catatan-catatan cinta dan dakwah karya Nadia Cahyani, senantiasa membagikan rasa bahasa yang gereget, komunikatif, terasa renyah dan gresss. Buku ini menginspirasi siapapun yang membacanya.”
-- Pipiet Senja, penulis buku Kepada YTH Presiden RI


Dalam tatanan masyarakat patriarkhi, khususnya di Indonesia, terasa sulit untuk mendapat penghargaan -- apalagi penghormatan -- secara adil bagi seseorang ketika menjalani jenis profesi yang diposisikan sebagai “kelas bawah.” Lantas, segala ucapan dan perilakunya seakan tak layak didengar dan diperhatikan. Stereotip negatif pun kian kokoh tersemat di masyarakat tatkala “penguasanya” terkesan tak menyadari bahwa hal itu menjadi bagian dari persoalan bangsa yang harus diselesaikan segera. TKW menjadi salah satu “saksi korban” atas hal itu. Nadia Cahyani dalam “Benteng Terakhir Cinta.” Dengan ide, bahasa, dan alur yang begitu sederhana menyiratkan pemberontakan(sosial)nya yang cukup dalam tentang fenomena itu.

0 komentar:

Posting Komentar