KUTUKAN NEGERI RANTAU
KUTUKAN NEGERI RANTAU
(KUmpulan Pemenang Lomba Puisi Pahlawan)
Penulis : Arca Juanda, dkk
Penyusun : Rahmad Yulianto, S.IP
Penyunting : Adym
Desain Sampul : Akhi Dirman Al-Amin
Harga : 40.000
Tanggal 17 Agustus merupakan moment yang sangat bersejarah bari bangsa Indonesia. Di mana pada masa itu, Indonesia berhasil merebut kemerdekaan dari tangan penjajah Belanda. Betapa mengharukan ketika rakyat Indonesia menyaksikan bendera merah putih akhirnya berkibar dengan gagah berani di angkasa.
Begitupun dengan kita. Setiap kali Agustus menyapa, kita selalu merasakan kebahagiaan tak terkata sambil mengenang jasa para pahlawan yang gugur di medan perang saat masa penjajahan. Berbagai acara dilaksanakan untuk memeriahkan tujuhbelasan. Mulai dari upacara bendera merah putih sampai aneka perlombaan traditional maupun modern. Dari anak-anak usia dini hingga para lansia, turut serta memeriahkannya. Karena sejatinya kemerdekaan bangsa Indonesia adalah kemerdekaan milik semua sebagai warga Negara Indonesia yang selalu mengedepankan kebersamaan, kepedulian dan berbagi satu sama lain. Negara yang terkenal dengan keramah tamahannya, sumber daya alamnya yang melimpah, serta sumber daya manusinya yang berbudaya, mencintai seni dan sastra.
Pada kesempatan ini, Forum Sastra Bumi Pertiwi pun tak mau melewatkan momen yang sangat bersejarah ini begitu saja. Hingga tercetuslah sebuah gagasan yang menarik untuk mengadakan Sayembara Menulis Puisi Nasional dengan mengusung tema “Pahlawan”. Sungguh kami sangat berterima kasih kepada semua yang telah berpartisipasi dalam lomba ini. Sejak dibukanya lomba ini pada tanggal 10 Juli dan ditutup pada tanggal 17 Agustus 2011, tidak kurang dari 500 judul puisi yang berhasil masuk ke meja panitia. Dewan juri pun akhirnya memberi penilaian kepada masing masing puisi hingga terpilihlah puisi-puisi pemenang.
Puisi yang berjudul “Kutukan Negeri Rantau” yang ditulis oleh Arca Juanda, asal Bandung berhasil memikat hati juri untuk memilihnya menjadi pemenang 1. Dalam puisi tersebut penulis memaparkan tentang pahitnya nasib TKW yang merantau di negeri orang. Posisi kedua ditempati oleh Reza Anindita asal Semarang, lewat puisinya yang berudul “Kepada Pahlawan Tak Bernama”. Sementara pemenang ketiga diraih oleh Arif Fitra Kurniawan asal Semarang dengan puisinya yang berjudul “Perempuan Berselendang yang Menggendong Kepahitan”
Adapun penilaiannya juri menitik beratkan kepada 4 aspek yaitu: kesesuaian dengan tema yang diangkat/ dikembangkan, ketepatan penempatan kata dalam berbahasa/pemilihan diksi, gaya bahasa, imajinasi, serta pesan/ amanat yang disampaikan baik secara tersurat maupun tersirat, unik dan memiliki kebaharuan
(KUmpulan Pemenang Lomba Puisi Pahlawan)
Penulis : Arca Juanda, dkk
Penyusun : Rahmad Yulianto, S.IP
Penyunting : Adym
Desain Sampul : Akhi Dirman Al-Amin
Harga : 40.000
Tanggal 17 Agustus merupakan moment yang sangat bersejarah bari bangsa Indonesia. Di mana pada masa itu, Indonesia berhasil merebut kemerdekaan dari tangan penjajah Belanda. Betapa mengharukan ketika rakyat Indonesia menyaksikan bendera merah putih akhirnya berkibar dengan gagah berani di angkasa.
Begitupun dengan kita. Setiap kali Agustus menyapa, kita selalu merasakan kebahagiaan tak terkata sambil mengenang jasa para pahlawan yang gugur di medan perang saat masa penjajahan. Berbagai acara dilaksanakan untuk memeriahkan tujuhbelasan. Mulai dari upacara bendera merah putih sampai aneka perlombaan traditional maupun modern. Dari anak-anak usia dini hingga para lansia, turut serta memeriahkannya. Karena sejatinya kemerdekaan bangsa Indonesia adalah kemerdekaan milik semua sebagai warga Negara Indonesia yang selalu mengedepankan kebersamaan, kepedulian dan berbagi satu sama lain. Negara yang terkenal dengan keramah tamahannya, sumber daya alamnya yang melimpah, serta sumber daya manusinya yang berbudaya, mencintai seni dan sastra.
Pada kesempatan ini, Forum Sastra Bumi Pertiwi pun tak mau melewatkan momen yang sangat bersejarah ini begitu saja. Hingga tercetuslah sebuah gagasan yang menarik untuk mengadakan Sayembara Menulis Puisi Nasional dengan mengusung tema “Pahlawan”. Sungguh kami sangat berterima kasih kepada semua yang telah berpartisipasi dalam lomba ini. Sejak dibukanya lomba ini pada tanggal 10 Juli dan ditutup pada tanggal 17 Agustus 2011, tidak kurang dari 500 judul puisi yang berhasil masuk ke meja panitia. Dewan juri pun akhirnya memberi penilaian kepada masing masing puisi hingga terpilihlah puisi-puisi pemenang.
Puisi yang berjudul “Kutukan Negeri Rantau” yang ditulis oleh Arca Juanda, asal Bandung berhasil memikat hati juri untuk memilihnya menjadi pemenang 1. Dalam puisi tersebut penulis memaparkan tentang pahitnya nasib TKW yang merantau di negeri orang. Posisi kedua ditempati oleh Reza Anindita asal Semarang, lewat puisinya yang berudul “Kepada Pahlawan Tak Bernama”. Sementara pemenang ketiga diraih oleh Arif Fitra Kurniawan asal Semarang dengan puisinya yang berjudul “Perempuan Berselendang yang Menggendong Kepahitan”
Adapun penilaiannya juri menitik beratkan kepada 4 aspek yaitu: kesesuaian dengan tema yang diangkat/ dikembangkan, ketepatan penempatan kata dalam berbahasa/pemilihan diksi, gaya bahasa, imajinasi, serta pesan/ amanat yang disampaikan baik secara tersurat maupun tersirat, unik dan memiliki kebaharuan
0 komentar:
Posting Komentar